[repost] Memaksimalkan Tripod dan Cable Release



2 alat bantu ini jarang saya tinggalkan bila hunting landscape. Walau masih saya lihat beberapa rekan yang tidak membawa kedua alat bantu ini. Entah karena alasan belum punya, males bawa karena tripod berat , dibawa pun juga tidak sering dipakai, merepotkan, gak perlu, dll

Padahal dengan gabungan kedua alat ini kita akan bisa lebih memaksimalkan hasil foto landscape nanti. Dengan menggunakan tripod kita akan bisa lebih menjamin supaya hasilnya akan tetap tajam, selain itu apabila digabung dengan cable relase kita bisa “bermain main” kreatif dengan slow speed dan juga bereksplorasi dengan star trail dan night photo bila senang begadang, tidak bisa tidur cepat.




1. Gambar yang tajam.

Hasil foto yang tajam memang ditentukan oleh banyak aspek. Antara lain speed yang digunakan, apperture yang dipilih dan juga kestabilan pada saat shutter ditekan.
Speed yang digunakan akan berpengaruh dengan nanti seberapa cepat lensa bereaksi untuk menangkap cahaya yang masuk. Semakin cepat speed akan semakin sedikit “goyangan” yang diterima sehingga gambar akan tajam. Ada cara mudah yang dapat digunakan untuk memperkirakan seberapa cepat kita dapat mengimbangi “goyangan” yg akan membuat gambar menjadi blur. Kita menggunakan kecepatan yang terdekat dengan focal length lensa yg kita gunakan. Jadi apabila kita menggunakan FL 10 kita bisa menggunakan speed 1/15. Tapi itu juga tergantung posisi tangan, kaki dan badan selain juga tentunya keseimbangan kita. Saya sendiri biasanya menggunakan 2 Lensa apabila hunting foto. 10-22 dan 70-200 f/4 (Non IS). Kalau dengan 10-22 di luar ruang dan kondisi cerah saya masih bisa sering jeprat jepret tanpa harus menggunakan tripod. Tapi kalau dengan 70-200 kalau tanpa tripod saya sering harus menaikan sampai ISO 400-800 yang akan menghasilkan noise karena paling tidak saya harus menggunakan kecepatan di atas 1/250 bila saya ingin gambar yang saya hasilkan bebas dari blur.



SEMAKIN PANJANG LENSA YANG KITA PAKAI SEMAKIN KITA BUTUH SPEED TINGGI SUPAYA GAMBAR TIDAK BLUR



Apperture juga mempengaruhi seberapa besar ruang tajam yang akan kita hasilkan. Semakin besar bukaan (apperture) yang kita pilih (misalnya f/1.8 atau f2/8) akan semakin kecil ruang tajam yang kita dapat. Sedangkan bukaan kecil (misalnya f/11 atau f/16) akan menghasilkan ruang tajam yang semakin luas. Untuk landscape biasanya saya menggunakan bukaan f/8 – f/11 dan menggunakan prinsip hyperfocal sederhana supaya bisa mendapatkan ruang tajam dari depan sampai belakang. Tapi dengan menggunakaan bukaan kecil juga akan berpengaruh nanti di kecepatan yang lembih lambat dibanding dengan menggunakan bukaan lebar


LENSA WIDE + BUKAAN KECIL + HYPERFOCAL = FOTO TAJAM DEPAN - BELAKANG


Semakin stabil kondisi kamera saat shutter ditekan maka gambar yang dihasilkan juga akan bebas dari goyangan. Tanpa kita sadari ketika jari kita menekan tombol shutter masih bisa menimbulkan goyangan (yg entah kecil tapi ada) yang mungkin bisa membuat gambar anda kurang tajam terutama apabila menggunakan speed rendah. Ada fasilitas mirror lock di kamera dslr anda yang bisa anda gunakan apabila anda benar benar ingin yakin kamera anda bebas goyang. Pilihan lain adalah dengan menggunakan cable release sehingga mengurangi goyangan akibat sentuhan dengan jari kita. Alternatif lain apabila tidak mempunyai cable release juga bisa diakali dengan menggunakan timer (2 detik atau 10 detik) sehingga getaran yang dihasilkan tangan bisa diminimalisir.


GABUNGKAN TRIPOD DENGAN CABLE RELEASE UNTUK HASIL MAKSIMAL


2. Lebih kreatif dengan kecepatan

Saya sering mencoba mengabadikan gerakan dengan speed rendah karena bisa menghasilkan gambar yang lebih dinamis. Terutama ketika memotret air (sungai, laut, air terjun). Dengan slow speed kita akan bisa melihat alam bukan seperti mata kita melihat secara langsung. Sungai yang berarus deras berubah menjadi selembut sutra. Permukaan air laut terlihat menjadi seperti kabut awan. Air terjun yang mengucur ke bawah terlihat seperti lapisan kelambu.


CURUG MALELA DALAM SPEED LAMBAT

Semua ini hanya bisa didapatkan apabila kita menggunakan speed yang rendah (biasanya lebih dari 1 detik). Dan hanya akan bisa didapatkan dengan meletakan kamera diposisi yang stabil, dengan menggunakan Tripod. Kita juga bisa memanfaatkan alam untuk menjadi tripod, seperti diatas batu, atau bisa juga dengan menggunakan tas kita sebagai alas. Tapi semua itu akan membatasi komposisi yang digunakan dibanding dengan menggunakan tripod.


MENGABADIKAN PANTAI DENGAN KECEPATAN RENDAH


3 Menyibak keindahan pemandangan malam

Malam kalau kita lihat dengan mata hanyalah terlihat gelap dan kurang warna. Tapi beda dengan yang ditangkap oleh sensor kamera. Sensor kamera menangkap malam seperti juga waktu siang walau sangat dipengaruhi dengan exposure yang kita pilih. Kita akan terheran heran dengan keindahan yang ditawarkan alam di waktu malam.

SALAH SATU SUDUT KOTA PONTIANAK DI WAKTU MALAM


Landscape yang biasanya diisi dengan langit biru akan berganti dengan ribuan bintang yang berkelip di angkasa. Coba tangkap keindahan bintang dengan speed yang super lambat (misal 10 menit), kelip bintang akan berubah menjadi lintasan cahaya yang berputar membuktikan teori bahwa bumi berotasi. Luangkan waktu bersama teman untuk mengabadikan star trail di malam yang cerah bertabur bintang dan anda akan bersyukur tidak melupakan tripod Anda yang berat itu didalam tas ransel Anda.


MALAM BERTABUR BINTANG DI RANU KUMBOLO

Jadi mulailah memasukan tripod dan cable release ke salah satu list “Peralatan yang Harus Dibawa” setiap kali ada ajakan untuk hunting pemandangan.

ditunggu kritik saran dan diskusinya ya

LandscapeIndonesia.com
widhibek

Posting Komentar

0 Komentar