PENGANTAR POLITIK - ELIT POLITIK

TEORI ELIT

Salah satu aspek yang dikaji dalam system politik atau kehidupan bernegara adalah masyarakat. Masyarakat dibagi atas dua kelas yaitu (1) Kelas Masyarakat Elit dan (2) Kelas Masyarakat Non Elit atau masyarakat pada umumnya. Dan Kelas Masyarakat Elit dibedakan atas elit yang berkuasa( Elit Politik/Elit Penguasa) dan elit yang tidak berkuasa.

Definisi Elit
Pertanyaan siapakah sebenarnya yang memerintah dan yang diperintah dalam suatu masyarakat atau siapa elit (elit politik) itu ?
Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang elit :
  1. Menurut Laswell
Elit Politik mencakup semua pemegang kekuasaan dalam suatu bangunan politik. Elit ini terdiri dari mereka yang berhasil mencapai kedudukan dominant dalam system politik dan kehidupan masyarakat. Mereka memiliki kekuasaan, kekayaan dan kehormatan.
  1. Menurut para teoritikus politik
Elit Politik adalah mereka yang memiliki jabatan politik dalam system politik. Jabatan politik adalah status tertinggi yang diperoleh setiap warga Negara. Dalam system politik apapun, setiap struktur politik atau struktur kekuasaan selalu ditempati oleh elit yang disebut elit politik atau elit penguasa.



  1. Menurut Mills
Bahwa elit adalah mereka yang menduduki posisi komando pada pranatapranata utama dalam masyarakat. Dengan kedudukan tersebut para elit mengambil keputusan keputusan yang membawa akibat yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
  1. Menurut Gaetano Mosca
Dalam setiap masyarakat terdapat dua kelas penduduk, satu kelas yang menguasai dan satu kelas yang dikuasai. Kelas penguasa jumlahnya selalu lebih kecil, menjalankan semua fungsi politik, menopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan yang diberikan oleh kekuasaan itu, Sedangkan kelas yang kedua jumlahnya lebih besar dan dikendalikan oleh kelas penguasa.
Elit Politik merupakan kelompok kecil dari warganegara yang berkuasa dalam system politik. Penguasa ini memiliki kewenangan yang luas untuk mendinamiskan struktur dan fungsi sebuah system politik. Secara operasional para elit politik atau elit penguasa mendominasi segi kehidupan dalam system politik. Penentuan kebijakan sangat ditentukan oleh kelompok elit politik.
  1. Karl W. Deutch
Bahwa pelaku politik utama dalam suatu system politik disebut elit politik. Elit politik terdiri dari dua tingkatan yaitu: Elit Politik Tinggkat Tinggi dan Elit Politik Tingkat Menengah.
  1. Elit Politik Tingkat Tinggi dalam suatu system politik atau Negara meliputi presiden (perdana menteri) dan para menteri
  2. Elit Politik Tingkat Menengah yaitu para penguasa dibawah menteri dan para pemimpin daerah yang bertugas untuk mengimplementasikan program dan kebijakan yang dibuat oleh elit politik tingkat tinggi.
  1. Menurut Henri Comte
Dasar fundamental dari pendekatan elit adalah masyarakat dianggap sebagai suatu piramida dimana yang duduk dipuncaknya disebut elit. Kelompok elit adalah suatu fenomena yang abadi akan selalu lahir dan tidak mungkin tidak ada dalam suatu masyarakat. Walaupun pergantian organisasi berobah tetapi kelompok elit itu sendiri tidak akan pernah hilang. Menurut Henri yang termasuk kelompok elit adalah para ilmuwan, seniman dan industrialis. Para kelompok elitlah yang membuat kebijakan dalam suatu system kemasyarakatan. Bila ingin merubah suatu system maka kelompok elitlah terlebih dahulu harus diubah.
  1. Menurut Heppolyte Taine
Elit bukan terdiri dari para ilmuwan, seniman dan industrialis tetapi adalah Raja, Bangsawan dan Pendeta. Elit ini tidak mungkin hilang dalam suatu masyarakat. Pemikiran Taine banyak dipengaruhi oleh revolusi Perancis.
  1. Menurut Ludwig Gumplowis
Masyarakat bukanlah seperti piramida melainkan orang orang yang mengawasi dan yang diawasi. Yang mengawasi adalah pemerintah dan jumlahnya minoritas sedangkan yang diawasi jumlahnya mayoritas. Elit secara psikologis cenderung superior.
  1. Menurut Karl Marx
Politik adalah suatu perjuangan kelas. Stratifikasi social ini akan hilang atau berobah dengan jalan kekerasan. Pemikiran Marx dipengaruhi oleh kelas proletariat, dimana elit dapat berubah dengan melalui revolusi.

Metode Penentuan Elit Politik
Untuk mengidentifikasi siapa yang termasuk dalam kategori elit politik:
  1. Metode Posisi
Elit politik adalah mereka yang menduduki posisi atau jabatan strategis dalam system politik. Jabatan strategis yaitu dapat membuat keputusan dan kebijakan dan dinyatakan atas nama Negara. Elit ini jumlahnya ratusan mencakup para pemegang jabatan tinggi dalam pemerintahan, perpol, kelompok kepentingan. Para elit politik ini setiap hari membuat keputusan penting untuk melayani berjuta-juta rakyat.
  1. Metode Reputasi
Elit politik ditentukan bedasarkan reputasi dan kemampuan dalam memproses berbagai permasalahan dan kemudian dirumuskan menjadi keputusan politik yang berdampak pada kehidupan masyarakat.
  1. Metode Pengaruh
Elit politik adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh pada berbagai tingkatan kekuasaan. Orang ini memiliki kemampuan dalam mengendalikan masyarakat sesuai kemampuan pengaruh yang dimiliki, sehingga masyarakat secara spontan mentaati para elit politik. Oleh karena itu orang yang berpengaruh dalam masyarakat dapat dikategorikan sebagai elit politik.

Ketiga metode penentuan elit tersebut diakui dan dianut oleh berbagai Negara. Namun ada negara yang dominan menggunakan metode posisi atau metode reputasi. Disamping itu ada juga Negara yang mengkombinasikan ketiga metode tersebut untuk memperoleh hasil yang sesuai dalam mengkategorikan mereka yang tergolong sebagai elit politik.

Tipe Elit Politik
Beberapa pendapat :
Menurut Machiavelli ada dua tipe elit politik dalam memerintah (1)
Elit politik yang memerintah dengan kelicikan (2) Elit politik yang memerintah dengan cara paksa.
Menurut Vilpredo Pareto, elit terbagi atas dua:
  1. Governing elit, dan
  2. Non Governing elit
Sekelompok orang yang mempunyai bakat yang menonjol dalam kegiatan bidang tertentu dalam hal ini bidang politik. Analisa pareto didasarkan dari sudut psikologi, bahwa ada sifat elit yang menonjol, sifat menonjol itu disebut residu. Untuk Pareto, Residu diartikan sebagai suatu manifestasi dari perasaan orang-orang yang menonjolkan diri dalam bentuk-bentuk kegiatan.

Tipe residu Menurut Pareto:
  1. Residu of Combination
Yaitu manifestasi yang mempunyai indikasi adanya intelegensia ketajaman berfikir dan penggunaan akal rasional.
Tipe ini bercirikan; memerintah dengan cara rasional dan intelegensia tinggi walaupun kadang-kadang dengan tipu muslihat yang licik. Tipe ini tidak mempunyai kekuatan sehingga pada saat diperlukan kekuatan atau kekerasan maka elit ini akan jatuh.
  1. Residu of Agregation
Merupakan suatu bentuk manifestasi yang mewujudkan atau menonjolkan kekerasan, sifat patriotis dan konservatif.
Tipe ini bercirikan selalu menonjolkan kekerasan dan ancaman, tetapi tidak berarti elit ini tidak akan jatuh, justru dengan kekerasan biasanya mereka akan memancing timbulnya revolusi-revolusi baru.
Menurut Pareto kombinasi kedua tipe tersebut merupakan yang terbaik, karena menurut pareto elit yang ragu-ragu menggunakan kekerasan akan menjadi lemah tetapi sebaliknya elit yang selalu menggunakan kekerasan akan memancing timbulnya pergantian elit secara revolusioner.
Supaya tidak terjadi pergolakan dan instabilitas didalam pergantian elit menurut pareto maka perlu diadakan sirkulasi elit.
Tipe Elit Politik Dalam Memerintah:
  1. Elit Politik yang memerintah dengan kelicikan.
  2. Dinegara yang menganut system politik demokrasi para elit politik dominant menggunakan cara memerintah dengan kelicikan. Para elit politik berupaya untuk mengabsahkan atau merasionalkan kekuasaan elit politik dengan menggunakan cara penyerapan atau derivasi (derivation).
Derivasi (derivation)
Yaitu suatu usaha mempertahankan elit dengan menggunakan akal rasional yang sifatnya sengaja membenarkan tindakan –tindakan elit dengan isu-isu tertentu kalau perlu dengan isapan jempol.
  1. Elit Politik yang memerintah dengan cara paksa
Elit politik yang memerintah dengan cara paksa kebanyakan terdapat di Negara-negara yang menganut system politik komunis atau system politik otoriter. Para elit politik atau elit berkuasa menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk mewujudkan keinginan dan kepentingan politik. Di Negara-negara yang menganut system politik komunis para elit politik menggunakan cara paksa untuk memerintah masyarakat dalam berbagai segi kehidupan. Sehingga rakyat atau masyarakat yang dikuasai tidak memilki kebebasan untuk menentukan cara hidup menurut keinginan individu atau warganegara.
  1. Elit Politik konservatif
Elit berusaha mempertahankan kekusaannya denga berorientasi pada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan. Untuk mempertahankan kepentinganpribadi mereka elit cenderung mempertahankan keadaan politik yang sedang mereka kuasai.
Segala aturan yang ada dijalankan menurut kehendak elit penguasa yang ada, sehingga tidak memberi peluang kepada pihak lain untuk mengendalikan atau mempengaruhi elit politik yang sedang berkuasa.
  1. Elit Politik liberal
Sikap elit cenderung berorientasi pada kepentingan rakyat umum dan elit politik selalu bersikap tanggap dan peduli terhadap berbagai tanggapan dan tuntutan masyarakat. Sikap elit politik ini membuka kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup dan mengaktualisasi diri untuk mampu memenuhi kehidupan menurut mekanisme system politik yang ada.
Orientasi para elit politik liberal yaitu berupaya untuk membina dan memberi kebebasan anggota masyarakat atau warga Negara untuk meningkatkan status social. Dalam hal ini individu atau warganegara dibebaskan menurut aturan atau perundang-undangan Negara. Untuk itu warganegara secara bebas meyampaikan berbagai kepentingan sesuai dengan kehendak warganegara yang bersangkutan.
Untuk melancarkan mekanisme system politik liberal maka para elit politik atau elit penguasa harus mampu mengakomodasi berbagai berbagai tuntutan masyaraka atau warga Negara. Kemudian tuntutan itu diolah menurut mekaisme system politik liberal yang pada akhirnya menghasilkan berbagai kebijakan atau keputusan yang dapat menjawab berbagai tuntutan masyarakat. Keputusan atau kebijakan ini juga memberi kesejahteraan pada anggota masyarakat.
Elit politik liberal bertindak secara demokratis untuk menghargai hak-hak warganegara dan terbuka terhadap berbagai golongan. Kolaborasi diantara diantara para elit politik untuk mempertahankan kekuasaan tidak dibenarkan.

Cara Elit Mempertahankan Kekuasaan
  1. Intimidasi
    Yaitu manipulasi nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam elit sehingga setiap orang akan selalu cenderung untuk menyesuaikan diri.
  2. Ekslusivisme
Dengan cara menutupi lingkungan elit dari pengetahuan umum. Kesalahan-kesalahan elit dirahasiakan sehingga masyarakat akan tidak pernah tahu dan dengan demikian elit akan tetap mendapat dukungan dari masyarakat.
  1. Formula Politik atau Resep-Resep Politik
Mengekploitir nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat untuk memperoleh dukungan.
  1. Dengan Cara Sirkulasi
Umumnya ada sekelompok orang di bawah lapisan elit yang menggunakan kesempatan untuk merebut kekuasaan elit kemungkinan hal ini dapat diperkecil dengan cara menarik orang-orang tertentu di bawah elit untuk masuk ke dalam elit sehingga terjadi sirkulasi yang dapat menghambat perebutan kekuasaan
  1. Dukungan Angkatan Bersenjata
Kemampuan kekuatan militer yang solid dan loyal terhadap elit menjadikan elit dapat mempertahankan kekusaan dalam sebuah system politik.

Teori Elit Menurut Penulis
Dalam hal ini menurut penulis bahwa elite adalah individu-individu yang berhasil memiliki bagian terbanyak dari nilai-nilai dikarenakan kecakapannya, serta sifat-sifat kepribadian mereka; dan karena kelebihan tersebut maka mereka terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu elite adalah individu-individu yang menduduki posisi puncak dalam institusi ekonomi, politik dan militer.
Teori elit diarahkan untuk menentang gagasan sosialisme marxis tentang kelas penguasa yang kekuatan politiknya didasarkan atas kepemilikan alat-alat produksi, dan yang disebut dengan kelompok elit adalah sekelompok kecil individu yang memiliki kualitas-kualitas terbaik, yang dapat menjangkau pusat kekuasaan sosial politik. Elit merupakan orang-orang yang berhasil, yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat. Sementara menurut penulis bahwa di setiap masyarakat yang berbentuk apapun senantiasa muncul dua kelas, yaitu kelas yang memerintah dan kelas yang diperintah. Kelas yang memerintah memiliki jumlah yang sedikit, memegang semua fungsi politik, monopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan.
Marxime merupakan perspektif utama yang menjadi garda terdepan dalam mengkritisi kapitalisme meskipun dalam bentuk yang sangat variatif. Karl Marx mempelopori studi kritis tentang cacat dalam sistem kapitalisme dalam buku Das Kapital yang terbit dalam tiga jilid. Kapitalisme menurutnya merupakan perkembangan dari sejarah penindasan dan ketidakadilan yang sudah ada sebelumnya yang menciptakan kelas penguasa dan kelas yang dikuasai. Marx melawan ketidakadilan kapitalisme, yang membuat jurang dalam antara penguasa dengan yang diperintah, mengekspoloitasi kelas menengah dan bawah seperti buruh akibat kapitalisme sehingga tidak terhindarkan lagi kelas penguasa dan kelas diperintah akibat terlalu dalamnya jurang pemisah yang dibuat oleh system kapitalis.
Konsep elit yang di kemukakan dalam uraian tersebut di atas dapat kita kemukakan bahwa konsep elit dalam setiap masyarakat akan terdapat dua kelas penduduk yaitu satu kelas yang berkuasa the rulling class dan satu kelas yang dikuasai the rulled class; pendapat ini lebih di jelaskan mendasar oleh Gaetano Mosca, Vilfredo Pareto dan Robert Michels tentang teori elit klasik. Pejabat yang menduduki posisi tinggi dlm lembaga pemerintahan, secara politik dianggap berkuasa; kelas pertama, jumlahnya kecil, menjalankan semua fungsi politik, memonopoli kekuasaa dan menikmati keuntunganyang diberikan oleh kekuasaan tersebut;kelas kedua, jumlahnya besar dan diatur, serta dikendalikan oleh kelas pertama. Menurut penulis ada kelompok yang memiliki kekuasaan dan ada yang tidak memiliki, sehingga pejabat-pejabat yang menduduki posisi tinggi dalam lembaga pemerintahan atau secara strukturalisme memiliki kekuasaan, secara politik dianggap punya power untuk menindas, dan seperti lembaga pemerintahan formal ini biasanya diangap sebagai peta hubungan kekuasaan. Penulis menganalis bahwa memang elit penguasa bertindak sewenang-wenang, teori ini memang relevan dengan persoalan yang dilanda negeri kita hari ini karena telah memiliki kekuasaan terhadap kelas bawah, Marx memang tidak bisa di pisahkan dalam pembahasan teori elit, yang selalu punya pandangan agar kelas penguasa tidak menindas kelas bawah, penghapusan kepemilikan pribadi oleh Marx adalah solosi pemikirannya untuk mengurangi jenjang ketimpangan social di masyarakat “sama rata sama rasa” kepemilikan adalah Negara, pengahapusan kepemilikan pribadi. Pandangan Marx selalu mengalir sampai hari ini mengenai paradigma kelas.
Untuk mengetahui bagaimana institusi politik beroperasi, bagaimana keputusan penting dibuat maka informan yang paling relevan adalah para elite politik. Elite didefinisikan sebagai “mereka yang berhubungan dengan, atau memiliki, posisi penting”. Elite politik berkaitan dengan seberapa kekuasaan seseorang berpengaruh pada pembuatan kebijakan pemerintah. Disini peran elit adalah bagaimana mempengaruhi proses pembuatan kebijakan agar kebijakan tersebut berpihak pada kepentingan elit dan bukan kepentingan public. Teori elit menyodorkan sebuah argument yang cukup telak tentang hal ini dengan menyatakan bahwa sebagian besar rakyat pada hakekatnya merupakan pihak yang apatis dan buta informasi mengenai kebijakan public, sehingga dengan demikian para elit penguasalah yang sesungguhnya mewarnai dan mempengaruhi pendapat umum yang menyangkut masalah-masalah kebijakan, bukan rakyat yang mempengaruhi pendapat golongan elit (Wahab:88). Disini posisi rakyat tidak di perhitungkan karena segala bentuk kebijakan hanya untuk mengokohkan status golongan elit sebagaimana yang diungkapkan oleh Wertheim bahwa masa memang tidak diperhitungkan atau jika citra tentang masa itu ada maka mereka itu adalah suatu kelompok yang dibuat sangat terlihat dan terutama mereka dianggap sebagai ancaman (Wertheim:4). Model elit ini memandang administrator Negara bukan sebagai abdi rakyat (servant of the people), tetapi lebih sebagai kelompok-kelompok kecil yang telah mapan (Islamy:39). Disini Administrator dalam membuat kebijakannya selalu merepresentasikan kebutuhan golongan elit semata dan bukan untuk kepentingan massa rakyat.
Adapun seberapa besar seseorang (aktor) berpengaruh pada pembuatan kebijakan dipengaruhi beberapa faktor di antaranya: minat pada politik, pengetahuan dan pengalaman politik, kecakapan dan sumber daya politik, partisipasi politik, kedudukan politik serta kekuasaan politik. Menurut stratifikasi politik yang disusun oleh Pareto maka mayarakat itu terdiri atas dua kelas yaitu: Pertama adalah lapisan atas, yaitu elit yang terbagi dalam elit yang memerintah (governing elite) dan elit yang tidak memerintah (non governing elite), Kedua adalah lampisan masyarakat yang lebih rendah, yaitu non elit (lihat dalam Varma:202). Disini Pareto meyakini bahwa setiap masyarakat di perintah oleh sekelompok kecil orang mempunyai kualitas-kualitas yang diperlukan bagi kehadiran mereka pada kekuasaan social dan politik yang penuh (lihat dalam Varma:202). Merujuk pada apa yang dikemukakan di atas maka elit ini tidak bisa dipisahkan dalam persoalan kekuasaan, dan kualitas yang dimiliki oleh elit ini membuat mereka dipercaya oleh golongan non elit.
Relevansi stratifikasi politik di sini adalah untuk mengidentifikasi elit politik dalam pembuatan kebijakan daerah. Berdasarkan uraian Pareto di atas, maka para elit yang dimaksud adalah:
  1. Kelompok pembuat keputusan, yaitu orang-orang yang umumnya menduduki jabatan resmi utama yang secara langsung terlibat dalam pembuatan kebijakan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah para pimpinan dan anggota DPRD sebagai pemegang kekuasaan legislative daerah serta Kepala Daerah dan Wakil sebagai pemegang kekuasaan eksekutif daerah, Sekretaris Daerah yang secara organisatoris memegang fungsi perumusan kebijakan daerah, para staf ahli Kepala Daerah, Asisten Bidang Administrasi Pemerintahan, Kepala Bagian Tata Pemerintahan, Kepala Bagian Hukum dan konsultan resmi.
  2. Kaum berpengaruh, yaitu individu yang memiliki pengaruh langsung atau implikasi kuat. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain, Partai Politik, LSM, Pemimpin Agama, Tokoh masyarakat, Pengusaha, Akademisi dan lain sebagainya yang di anggap mampu mempengaruhi kebijakan.
  Selain ada elit yang berkuasa (the rulling elite), ada juga elit tandingan yang mampu meraih kekuasaan melalui massa jika elit yang berkuasa kehilangan kemampuannya untuk memerintah. Artinya massa memegang kontrol jarak jauh atas elit yang berkuasa tetapi karena mereka tidak begitu acuh dengan permainan kekuasaan, maka tak bisa diharapkan mereka akan menggunakan pengaruhnya. Yang mendorong elit politik atau kelompok-kelompok elit untuk memainkan peranan aktif dalam politik adalah menurut para teoritisi politik karena hanya dorongan kemanusiaan yang tidak dapat dihindarkan atau diabaikan untuk meraih kekuasaan.
Pareto tidak hanya mengemukakan pendekatannya lewat teori elitnya terhadap politik tapi Pareto juga membahas tentang berbagai jenis pergantian antar elit, yaitu: Pertama, diantara kelompok-kelompok elit yang memerintah itu sendiri, dan kedua, antara elit dan penduduk lainnya. Pergantian yang terakhir ini bisa berupa pemasukan individu-individu dari lapisan yang berbeda ke dalam suatu kancah perebutan kekuasaan dengan elit yang sudah ada, atau individu-individu dari lapisan bawah yang membentuk kelompok elit baru dan masuk kedalam kancah perebutan kekuasaan dengan elit yang sudah ada (lihat dalam Varma:1990:203). Dari apa yang di kemukakan oleh Pareto sebagaimana yang di uraikan diatas, maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa para elit ini sebenarnya adalah lapisan bawah dan golongan non elit ini sebenarnya mempunyai peran besar dalam melahirkan golongan elit. Menurut Ortega dalam Varma, mengatakan bahwa kebesaran suatu bangsa sangat tergantung kemampuan rakyat, masyarakat umum, kerumunan, massa, untuk menemukan symbol dalam orang pilihan tertentu, kepada siapa mereka mencurahkan segala antusiasme vital mereka yang sangat luas. Lebih lanjut Ortega mengatakan bahwa orang-orang yang terpili adalah orang terkenal dan merekalah orang yang membimbing massa yang tidak terpilih seperti mereka (Varma:1990:208).
DAFTAR PUSTAKA

  • ttp://pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=61: teori-kelas-dari-elit-pluralism-ke-elit

Posting Komentar

0 Komentar